Kamis, 28 Mei 2009

PEMBELAJARAN KONSEP SISTEM KOORDINASI DENGAN

PEMBELAJARAN KONSEP SISTEM KOORDINASI DENGAN
MEMANFAATKAN PORTOFOLIO SISWA
Iin Yuristin N
(Guru Fisika di SMA Negeri I Patianrowo Nganjuk)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil belajar siswa, refleksi pengalaman belajar, kendala-kendala dalam pelaksanaan pembelajaran, tanggapan dari siswa, guru dan orang tua siswa pada pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan memanfaatkan portofolio siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini "Quasi Experimental Design" yang melibatkan 78 orang siswa SMAN 1 kelas XI jurusan IPA di Patianrowo Nganjuk. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio dapat meningkatkan hasil belajar (rata-rata post test kelas eksperimen 77, kelas kontrol 69,23; rata-rata gain kelas eksperimen 0,68, kelas kontrol 0,58). Data ketuntasan belajar kelas eksperimen yaitu 100% tuntas dan kelas kontrol 82% tuntas. Refleksi pengalaman belajar yang dilakukan setelah proses pembelajaran ternyata dapat menjadi umpan balik bagi siswa dalam memperbaiki karya mereka. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio mendapat tanggapan positif dari siswa, guru dan orang tua siswa
Kata Kunci: Pembelajaran, Portofolio, Konsep Sistem Koordinasi
A. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya, mengajar itu adalah suatu proses dimana guru dan siswa menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar mengajar yang berdaya guna. Setiap proses pembelajaran memerlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran IPA adalah mengembangkan keterampilan proses untuk memperoleh konsep-konsep IPA dan menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah (Rustaman, 1997: 6). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu serangkaian kegiatan penilaian yang mengembangkan potensi siswa dalam kemampuan akademis (pengetahuan, keterampilan, wawasan) maupun dalam hal afektif (sikap, nilai dan kesadaran) dan psikomotor baik selama proses belajar maupun pada hasil belajar siswa.
Sebagai suatu inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio dilandasi oleh beberapa pandangan antara lain pemikiran sebagai berikut: (1) empat pilar pendidikan yaitu learning to do, learning to know. learning tobe and learning to live together; (2) pandangan konstruktivisme; dan 3) democrating teaching. Hal serupa juga dikemukakan oleh Elango (2005) portofolio tidak hanya digunakan untuk bukti dokumentasi tetapi juga dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk pembelajaran. Portofolio yang dimanfaatkan dalam pembelajaran sangat akrab dengan prinsip belajar dari pengalaman. Berdasarkan tinjauan di atas diharapkan pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio memberikan banyak pengalaman belajar. Menurut Rustaman (2003) faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pengalaman belajar adalah kesiapan siswa.
Adapun konsep yang dipilih dalam pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio yaitu Sistem Koordinasi. Sistem saraf merupakan salah satu materi pelajaran Fisika yang cukup abstrak, dan sulit dipahami siswa (Wijayanti, 2001: 5; Kurniati, 2001: 7). Menurut lbayati (2002: 20), penyajian sistem saraf menuntut kemampuan guru mengorganisasi isi pelajaran sebagai persiapan untuk membangun pengetahuan siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang:
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio pada konsep sistem koordinasi
2. Hasil belajar siswa setelah guru melaksanakan pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio.
3. Peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran sistem koordinasi dengan pemanfaatan portofolio.
4. Refleksi pengalaman belajar yang dilakukan siswa setelah pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan pemanfaatan portofolio.
5. Kendala yang ditemui siswa, guru, dan orang tua di lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran konsep koordinasi dengan pemanfaatan portofolio.
6. Tanggapan dari siswa, orangtua dan guru terhadap pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan pemanfaatan portofolio.

Manfaat Penelitan:
1. Memberikan pengalaman dan masukan tentang pembelajaran sistem koordinasi dengan pemanfaatan portofolio.
2. Bagi guru, dapat meningkatkan keterampilan, mengembangkan pendekatan, metode atau model dalam proses pembelajaran, dan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran khususnya pada pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan memanfaatkan portofolio.
3. Memberikan pengalaman pembelajaran kepada siswa dalam meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

B. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang melaksanakan pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan pemanfaatan portofolio dan kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran konsep sistem koordinasi tanpa pemanfaatan portofolio. Pada masing-masing kelompok tersebut dilakukan pretes dan postes untuk mengetahui hasil belajar pada aspek kognitif pada kedua kelompok perlakuan. Pretes dilakukan sebelum pembelajaran dimulai, postes dilakukan setelah PBM konsep sistem koordinasi.
Penelitian ini berbentuk "Quasi Eexperimental Design" (Fraenkel &Wallen ,1993: 248). Desain pelaksanaannya digambarkan sebagai berikut :
Tabel 1: Desain Penelitian
Kelompok eksperimen 01 X 01
Kelompok Kontrol 01 - 01

Keterangan
01 : pemberian tes awal (Pretest), pemberian tes akhir (Postest)
X : perlakuan dengan pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas Xi IPA 1 dan Xi iPA 2 SMAN 1 di Kabupatan Nganjuk sebanyak 78 orang. Sampel diambil dengan mengundi untuk memilih satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa instrumen yang dirancang untuk mengumpulkan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data antara lain: (1) tes hasil belajar, (2) format penilaian portofolio, (3) format observasi, (4) format refleksi pengalaman belajar, (4) pedoman wawancara (untuk siswa dan orang tua siswa), dan (5) angket (untuk siswa dan orang tua siswa)
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang hasil belajar siswa dan peningkatan hasil belajar pada konsep sistem koordinasi dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3, sedangkan nilai tugas siswa dapat dilihat pada gambar 1.
Tabel 2. Deskripsi hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelompok Pretes Postes
)7 S xmin Xmaks X S Xmin Xmaks
Eksperimen 27,25 7,67 11 43 77 7,19 60 91
Kontrol 27,20 7,21 11 43 69,23 7,34 51 86

Tabel 3. Deskripsi gain ternormalisasi hasil belajar siswa pada konser sistem koordinasi
Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Xmin Xmaks X S Xmin Xmaks X S
Hasil belajar siswa
pada konsep
sistem koordinasi 0,42 0,88 0,68 0,10 0,45 0,80 0,58 0,09

Dari pengujian rerata tes akhir nampak pada kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan memanfaatkan portofolio siswa dengan kelas kontrol yang tidak menerapkan pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan memanfaatkan portofolio siswa memiliki perbedaan yang signifikan pada a = 0,05. Rerata kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Peningkatan secara langsung dapat dilihat dari nilai gain ternormalisasi kelas eksperimen 0,68 sedang kelas kontrol 0,58, bila dikategorikan peningkatan tersebut termasuk kategori sedang. Dari pengujian rerata tes akhir dan gain ternormalisasi kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang signifikan pada daerah penerimaan Ho a = 0,05.

Gambar 1. Diagram batang nilai rata-rata tugas siswa kelas eksperimen
Dari rerata kelas nilai tugas 1, tugas 2, tugas 3, dan tugas 4 ternyata mengalami peningkatan hingga mencapai rerata 91. Hal ini menunjukkan siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio siswa. Motivasi yang tinggi didukung dari hasil angket yang menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran dengan pemanfaatan portofolio siswa. Selain itu juga panduan refleksi pengalaman belajar yang dilakukan siswa setelah menyelesaikan tugas juga mendorong motivasi siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada tugas yang telah mereka kerjakan.
Data ketuntasan belajar kelas eksperimen diperoleh dari nilai postes dan nilai portofolio. Nilai postes diberikan bobot 75% sedangkan rata-rata nilai portofolio diberikan bobot 25%. Penilaian kelas eksperimen menggunakan kriteria tertentu (Sudjana, 2005: 3). Ketuntasan belajar kelas eksperimen yaitu 100% tuntas, sedangkan kelas kontrol yaitu 82%. Jika merunut pada standar ketuntasan belajar dari Depdiknas (2004), pemahaman konsep sistem koordinasi pada kedua kelas eksperimen telah melebihi standar minimal ketuntasan secara klasikal yaitu 85%, sedangkan kelas kontrol masih belum mencapai standar ketuntasan tersebut.
Refleksi pengalaman belajar ini sesungguhnya adalah umpan balik bagi siswa yang bertujuan untuk untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio mempunyai kelebihan karena dari dokumentasi portofolio maka siswa dapat mengetahui kemajuan belajar mereka sendiri. Dokumentasi portofolio disertai catatan kekurangan terhadap tugas-tugas siswa sangatlah membantu siswa merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Cartono dan Sutarto (2006: 93) menyatakan bahwa siswa dapat merefleksikan tentang proses berpikir mereka sendiri. Dari isian format refleksi pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran diperoleh pendapat siswa mengenai persiapan siswa dalam pembelajaran, pengaruh pemberian tugas, kekurangan dan kelebihan tugas siswa, kesungguhan siswa dalam belajar, penambahan wawasan siswa, dan upaya siswa setelah pembelajaran.
Berdasarkan hasil angket diperoleh data tanggapan siswa terhadap mata pelajaran Fisika dan konsep sistem koordinasi, tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio, dan tanggapan siswa terhadap proses penyusunan portofolio. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap mata pelajaran Fisika dan konsep sistem koordinasi, tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio dan tanggapan siswa terhadap proses penyusunan portofolio dapat di lihat pada Tabel 4.
Berdasarkan data tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa tanggapan siswa secara umum terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio siswa yaitu positif. Tanggapan guru diperoleh dari hasil wawancara. Guru memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio. Kesan guru setelah pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio yaitu sangat baik karena dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap penguasaan konsep sistem koordinasi. Tanggapan orang tua siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio juga positif karena mereka berpendapat bahwa pembelajaran tersebut meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

Tabel 4. Rekapitulasi tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio siswa

No indikator Nomor
Pertanyaan Rata-rata
Skor Skor
Netral
1. Tanggapan siswa terhadap
mata pelajaran Fisika dan
konsep sistem koordinasi 1,2 dan 4 2,479 2
2. Tanggapan siswa terhadap
proses penyusunan portofolio 3,6,8,12 dan 13 1,796 1,25
3. Tanggapan siswa terhadap
manfaat pembelajaran dengan
memanfaatkan portofolio siswa 7,5,9,10,11 dan 14 1,973 1,667
Rata-rata Skor 2 083 1,639
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
• Pertama, pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem koordinasi. Secara umum nilai rata-rata postes dan rata-rata gain menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (rata-rata postes kelas eksperimen 77 dan kelas kontrol 69,23; rata-rata gain kelas eksperimen 0,68 dan kelas kontrol 0,58). Ketuntasan belajar dari kelas eksperimen 100% dan kelas kontrol 82%.
• Kedua, refleksi pengalaman belajar yang dilakukan setelah proses pembelajaran ternyata dapat menjadi umpan balik bagi siswa dalam memperbaiki karya mereka.
• Ketiga, kendala yang ditemui dalam pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio berasal dari siswa, guru dan orang tua siswa. Kendala yang berasal dari siswa yaitu siswa merasa tenggang waktu yang diberikan untuk menyusun portofolio masih kurang memadai. Siswa juga berpendapat mereka kesulitan untuk mencari sumber belajar terutama buku-buku penunjang yang relevan. Kendala yang berasal dari guru yaitu guru merasa tenggang waktu yang dibutuhkan untuk penugasan kepada siswa dirasa masih kurang memadai. Kendala yang berasal dari orang tua siswa yaitu bagi orang tua yang kurang mampu mereka merasa keberatan dengan biaya internet yang cukup mahal.
• Keempat, pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio mendapatkan tanggapan positif dari siswa, guru, dan orang tua siswa.

2. Saran
Rekomendasi yang disarankan dalam penelitian ini yaitu :
• Pertama, pembelajaran dengan memanfaatkan portofolio dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam pembelajaran konsep sistem koordinasi dengan menyempurnakan keterbatasan keterbatasan dalam penelitian ini.
• Kedua, pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan kerjasama dengan orang tua siswa terutama dalam pengembangan sumber-sumber belajar di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, D. (2002). Model pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: Genesindo.
Cartono dan Sutarto, T. (2006). Penilaian Hasil Belajar Berbasis Standar. Bandung: Penerbit Prisma Press.
Dahar, R.W. (1989). Teori -teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. (2004). Sistem Penilaian Kurikulum 2004.
Desforges, C. (1995). An Introduction to Teaching: Psychological Perspectives. New York : Balckwell.
Elango, S. (2005). Portfolio as a Learning Tool: Students' Perspective. Tersedia: http: www. annals. edu.sg/pdf/34/vol No 820509/V34N8 psi 1.pdf (18 Januari 2006).
Fraenkel, R.J, & Wallen, N.C. (1990). How To Design and Evaluate Research in Education. London: Mc Graw Hill, inc.
ibayati, Y. (2002). Analisis Strategi Mengajar pada Topik Sistem Saraf di SMU. Tesis di PPS UPi Bandung: tidak diterbitkan.
Kurniati, T. (2001). Pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses sains untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa: Model Pembelajaran Sistem Saraf untuk Siswa SMU Kelas 2. Tesis pada PPS UPi Bandung: tidak diterbitkan.
Rustaman, N., Dirjosoemanto, S., Adi Yudianto,S., Achmad,Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjhaini, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMiPA UPi.
Ruseffendi, E.T. (2001). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: iKiP Bandung Press.
Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assesment. New York: Macmilan College Publishing Company.
Sudjana, N. (1987). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Supranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wijayanti, H. (2001). Hubungan antara Hasil Belajar dengan Kemampuan Berpikir kritis siswa SMU Negeri 3 Bandung pada Sistem Koordinasi. Skripsi Pendidikan Fisika FPMIPA UPi Bandung: tidak diterbitkan.
Winkel, W.S. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar